Pada tanggal 30 Maret 2024, saya (dan Yaris the senior dog hehehe) menghadiri sebuah acara istimewa yang diadakan untuk memperingati 1.124 tahun usia Candi Kedulan. Acara tersebut adalah mangayubagya, sebuah ritual syukur yang diadakan oleh umat Hindu sebagai bentuk penghormatan kepada Hyang Siwa dan leluhur.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 100 umat Hindu dari berbagai daerah seperti Jogja, Jateng, Jakarta, Tangerang, dan Bekasi ini dipimpin oleh Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Jagad Manik. Dalam ritual sederhana ini, umat Hindu berkumpul untuk memuja dan memuliakan leluhur serta mempersembahkan rasa syukur atas keberadaan Candi Kedulan yang telah menjadi warisan budaya yang berharga.
Candi Kedulan sendiri merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang berlokasi di di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Acara ini juga menjadi momen penting bagi para umat Hindu untuk memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan keagamaan.
Dengan menghadiri acara mangayubagya ini, kami tidak hanya berpartisipasi dalam ritual keagamaan, tetapi juga menyatukan diri dalam rasa syukur dan kebersamaan. Candi Kedulan, dengan sejarahnya yang panjang, terus menjadi saksi bisu dari perjalanan spiritual dan budaya umat Hindu di Indonesia.
Kalau tertarik, silakan mengikuti persembahyangan bersama setiap Purnama dan Tilem di Candi Kedulan, biasanya sore mulai jam 18, untuk detilnya bisa sebelumnya WA ke Pak Putu Sari +62 815-7909-107