Abhiseka Candi Prambanan ke-1.168: Warisan Budaya dan Ritual Hindu yang Hidup
( English version here )
Pada tanggal 12 November 2024, telah dilaksanakan Upacara Abhiseka Samapta Diwyottama Siwalaya (Candi Prambanan). Dengan tema “Kinon Mamuja Ri Pratidina” (Memuja Prambanan Setiap Hari), peringatan ini menjadi momen sakral untuk mengenang peresmian candi oleh Maharaja Rakai Kayu Wangi Dyah Lokapala pada tahun Wualung Gunung Sang Wiku atau 12 November 856 Masehi.
Sebagai Candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu situs UNESCO, Candi Prambanan yang dibangun oleh Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu ini memiliki nilai spiritual dan budaya yang tak ternilai. Ritual ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesucian candi sekaligus melestarikan warisan budaya Mataram Kuno, seperti yang tercatat dalam Prasasti Siwagrha.
Apa Itu Upacara Abhiseka Candi Prambanan?
Abhiseka adalah ritual penyucian dalam agama Hindu, di mana pratima, arca, atau benda suci dimandikan untuk menjaga kesakralannya. Pelaksanaan Abhiseka di Prambanan dimulai pada 12 November 2019 dan telah menjadi tradisi tahunan yang dinanti.
Tahun ini, delapan sulinggih dari berbagai daerah memimpin upacara ini, memperkuat persatuan umat Hindu di Indonesia:
- Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda (Bali)
- Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba (Jawa Barat)
- Romo Wiku Satya Dharma Telabah (Jawa Tengah)
- Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Jagad Manik (DI Yogyakarta)
- Ida Pedanda Gede Nyoman Puja Manuaba (Nusa Tenggara Barat)
- Ida Pandita Mpu Jaya Ashita (Bali)
- Romo Rsi Hasto Eka Dharma Telabah (Jawa Timur)
- Ida Mpu Natha Jelantik (Lampung)
Ritual ini dilaksanakan oleh panitia Forum Abhiseka Mataram dengan kolaborasi antara PHDI Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, Kementerian Pariwisata, dan PT TWC.
Keistimewaan Abhiseka 2024: Sajen Bersejarah
Tahun ini, sajen atau banten yang digunakan terinspirasi dari relief dan prasasti di Candi Prambanan, merefleksikan tradisi era Mataram Kuno, meliputi antara lain:
- Minuman: beras kencur, jahe, kunir asam, dan sereh.
- Macam lauk: ingkung bebek, ingkung ayam, sate kerbau, bawal, nila, lele, cumi, kepiting, telur bebek, telur ayam, telur puyuh, dll.
- Aneka sayur: ares, rebung, tuntut, sambal.
- Bunga persembahan: kembang kinang, kembang wangi, melati, kenanga, kantil, dan teratai.
- Buah-buahan dan masih banyak lagi.
Sajen ini bukan hanya bagian dari ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk menggali wawasan tentang tradisi Hindu kuno yang kaya akan makna spiritual dan budaya.
Foto-foto lebih banyak bisa dilihat dan diunduh di sini.
Candi Prambanan: Tempat Ibadah Hindu Indonesia dan Dunia
Candi Prambanan kini difungsikan sebagai tempat ibadah Hindu bagi umat di Indonesia dan dunia, sesuai Nota Kesepakatan yang ditandatangani pada 2022 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Menteri Agama; Menteri BUMN; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; serta Gubernur DIY dan Jawa Tengah.
Upacara Abhiseka ke-1.168 ini menjadi bukti nyata bahwa Candi Prambanan tidak hanya sebagai situs wisata, tetapi juga sebagai tempat ibadah yang hidup dan dinamis.
Warisan Budaya yang Terus Hidup
Abhiseka Candi Prambanan 2024 bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga perayaan sejarah dan budaya yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Dengan kehadiran para sulinggih, sajen bersejarah, dan antusiasme masyarakat, upacara ini menjadi simbol kelestarian tradisi Hindu di Indonesia.
Semoga perayaan ini terus menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan nilai-nilai spiritual dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
FAQ: Abhiseka Candi Prambanan
1. Apa arti tema “Kinon Mamuja Ri Pratidina”?
Tema ini berarti “Memuja Prambanan Setiap Hari” dan mengajak umat Hindu untuk terus merawat spiritualitas serta kesucian Candi Prambanan.
2. Siapa yang dapat mengikuti Upacara Abhiseka?
Upacara ini terbuka untuk umat Hindu di seluruh dunia, namun wisatawan juga dapat menyaksikan bagian-bagian tertentu dari ritual.
3. Apakah Candi Prambanan masih digunakan sebagai tempat ibadah?
Ya, sesuai Nota Kesepakatan 2022, Candi Prambanan resmi menjadi tempat ibadah Hindu bagi umat di Indonesia dan dunia.
Apakah Anda pernah menghadiri Upacara Abhiseka Candi Prambanan? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar di bawah ini 🙏🏼
The 1,168th Abhiseka of Prambanan Temple: A Living Cultural Heritage and Hindu Ritual
On November 12, 2024, the Abhiseka Samapta Diwyottama Siwalaya Ceremony (Prambanan Temple) was held. With the theme “Kinon Mamuja Ri Pratidina” (Worshiping Prambanan Every Day), this commemoration marked a sacred moment to remember the inauguration of the temple by Maharaja Rakai Kayu Wangi Dyah Lokapala in the year Wualung Gunung Sang Wiku or November 12, 856 AD.
As the largest Hindu temple in Indonesia and a UNESCO site, Prambanan Temple, built by Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu, holds immense spiritual and cultural value. This ritual serves as a reminder of the importance of preserving the temple’s sanctity while safeguarding the cultural heritage of Ancient Mataram, as recorded in the Siwagrha Inscription.
What is the Abhiseka Ceremony at Prambanan Temple?
Abhiseka is a Hindu purification ritual, in which pratimas, statues, or other sacred objects are bathed to maintain their sanctity. The Abhiseka at Prambanan began in 2019 and has since become an annual tradition.
This year, eight sulinggih (Hindu priests) from various regions led the ceremony, strengthening unity among Hindu communities in Indonesia:
- Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda (Bali)
- Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba (West Java)
- Romo Wiku Satya Dharma Telabah (Central Java)
- Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Jagad Manik (Yogyakarta Special Region)
- Ida Pedanda Gede Nyoman Puja Manuaba (West Nusa Tenggara)
- Ida Pandita Mpu Jaya Ashita (Bali)
- Romo Rsi Hasto Eka Dharma Telabah (East Java)
- Ida Mpu Natha Jelantik (Lampung)
This ritual was organized by the Forum Abhiseka Mataram committee in collaboration with the Central PHDI, the Regional Government of Badung Regency, the Ministry of Tourism, and PT TWC.
The Highlights of Abhiseka 2024: Historic Offerings
This year’s offerings (sajen or banten) drew inspiration from the reliefs and inscriptions at Prambanan Temple, reflecting ancient Mataram-era traditions. These included:
- Drinks: herbal drinks like beras kencur, ginger, turmeric tamarind, and lemongrass.
- Dishes: ingkung duck and chicken, buffalo skewers, fish (bawal, tilapia, catfish), squid, crab, duck eggs, chicken eggs, quail eggs, and more.
- Vegetables: banana stem soup (ares), bamboo shoots, water spinach (tuntut), and sambal.
- Flowers for offerings: jasmine, ylang-ylang, champaca, magnolia, lotus, and other fragrant blooms.
- Fruits and various snacks.
The offerings not only played a vital role in the rituals but also provided insight into the rich spiritual and cultural traditions of ancient Hinduism.
Prambanan Temple: A Hindu Worship Site for Indonesia and the World
Prambanan Temple is now a place of worship for Hindus in Indonesia and globally, as stipulated in a Memorandum of Understanding signed in 2022 by the Ministers of Education, Religion, State-Owned Enterprises, and Tourism and Creative Economy, as well as the Governors of Yogyakarta and Central Java.
The 1,168th Abhiseka is a testament to Prambanan Temple’s role not only as a tourist destination but also as a vibrant and living place of worship.
A Living Cultural Heritage
The 2024 Abhiseka of Prambanan Temple is not just a religious ritual but also a celebration of history and culture, bridging the past and present. With the participation of priests, historic offerings, and the enthusiasm of the community, this ceremony symbolizes the enduring legacy of Hindu traditions in Indonesia.
May this celebration continue to remind us of the importance of preserving the spiritual and cultural values passed down by our ancestors.
Photos from the ceremony can be viewed and downloaded here
FAQ: Abhiseka at Prambanan Temple
1. What does the theme “Kinon Mamuja Ri Pratidina” mean?
The theme translates to “Worship Prambanan Every Day” and encourages Hindus to maintain the spirituality and sanctity of Prambanan Temple.
2. Who can participate in the Abhiseka Ceremony?
The ceremony is open to Hindus worldwide, although tourists are also welcome to observe certain parts of the ritual.
3. Is Prambanan Temple still used as a place of worship?
Yes, as per the 2022 agreement, Prambanan Temple is officially recognized as a Hindu place of worship for both Indonesian and global Hindu communities.
Have you ever attended the Abhiseka Ceremony at Prambanan Temple?
Please share your experiences in the comment section below 🙏🏼